Sabtu, 04 Maret 2017

Jihan P. Rashiqa; Perenang Belia Terbaik Se-Jawa Timur dalam Dua Kejuaraan

Sempat Kalahkan Limit Waktu Perenang Popda saat Latihan

Prestasi Jihan Rashiqa di bidang renang  tidak bisa diremehkan. Baru tahun pertama masuk KU (kelompok usia), gelar perenang terbaik mampu dia dapatkan dari dua kejuaraan sekaligus. Bahkan, dia sempat mengalahkan perenang popda dalam sesi latihan.

LINTANG ANIS BENA K, Jember

TIDAK ada perbedaan yang colok ketika Jihan keluar dari gerbang sekolahnya siang itu.Yang cukup menonjol adalah tingginya yang terbilang jakung di usianya yang baru sembilan tahun. Namun, sifat periangnya tak jauh beda dengan anak-anak seusianya. Dengan riang dia ikut membeli makanan ringan bersama dengan sekelompok kawan sekolahnya.
Dibalik usianya yang masih sangat belia, siswi yg akrab disapa Jeje ini sudah dua kali dinobatkan sebagai atlet renang terbaik di tingkat Provinsi JAtim.
Keduanya diraih dalam kurun waktu yang berdekatan, pada April dan Mei lalu. Yaitu, Kejurda 2016 di Sidoarjo (2-4/4) dan Walikota Cup 2016 di Surabaya (28-29/5)/
Padahal, ini baru tahun pertama Jeje masuk ke kelompok usia yang sesuai dengan umurnya.Meski begitu, sejak kecil Jeje sudah sering diikutkan kejuaraan dan perlombaan renang.

Kakak dan Adik juga Aktif Renang

"Dulu numpang KU kakak kelasnya," ujar Endang Sri Wahyuni, ibu Jeje.
Dalam kejuaraan renang, gadis, kelahiran 19 April 2007 ini mengambil spesialisasi 50 gaya dada, punggung, bebas dan kupu. Serta 100 meter gaya dada. Berbagai kejuaraan sudah pernah dia ikuti. Mulai dari Kejuaraan Daerah (Kejurda), Piala PRSI, Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (Krapsi).
Di Krapsi Bandung 2013, Jeje yang baru duduk di kelas 1 SD kala itu menjadi perenang termuda dan terkecil dibandingkan lawannya. Namun, hal tersebut tak membuat nyakinya ciut. "Dengan pede dia terjun ke kolam begitu perlombaan dimulai," ujar Endang.
Sejak sebelum masuk TK, Jeje memang sudah dikenalkan pada olahraga renang. Bakatnya sepertinya menurun dari keluarganya. "Kakak adiknya juga aktif dan sering iku kejuaraan juga," ujarnya. Sang kakak, Resqia Amlya Putri kini duduk di kelas 3 SMA. Sedangkan adiknya,  Calvino Danadyaksa masih kelas 2 SD.
Awal jeje mengenal cabor renang dulu hanya sekedar ingin menemani sang kakak berlatih. Kala itu mega amita, salah satu  pelatih renang tidak segan-segan mengajari jeje di kolam. "Dengan telaten, Mbak Mega gendong Jeje dan pelan-pelan ngajari jeje di kolam," kenang Endang.
Dari sama, Jeje semakin rutin mengikuti latihan renang. Bahkan hingga saat ini, tiap kali jadwal latihan siswi SD Kepatihan 3 ini konsisten mengikuti jadwalnya. "Biasanya setengah jam sebelum latihan, Jeje sudah siap-siap sendiri. Dia nggak mau datang terlambat dan ingin jadi yang pertama datang," kata Endang.
kalau ditanya lelah atau tidak, Jeje menggeleng dengan tegas. Dia menikmati setiap sesi latihan yang berlangsung empat hari dalam seminggu. "latihannya pagi sebelum sekolah sama sore habis sekolah," ujar Jeje.
Gadis kecil ini juga tak memiliki impian yang muluk-muluk. Dirinya hanya ingin tampil dan menjadi yang terbaik di lintasan kolam dan mempersembhakan medali untuk kedua orang tua serta kaka perempuan dan adik laki-lakinya.
Ada satu cerita lucu terjadi ketika Kejurda di Sidoarjo. Jeje yang pada hari pertama sudah memperoleh dua medali perak, beranjak untuk tampil di perlombaan pertama hari kedua. saat itu Endang, sang ibu sempat bercanda dengan putri keduanya tersebut.
"Saya bilang sama Jeje, masak mamanya dapat putih (medali perak) semua, mamakan pengen dapat yang kuning (medali emas). Waktu itu Jeje acuh tak acuh sambil berkata iya. Tapi lucunya, dia lanjut ngomong, iya nanti aku kasihkan ke mama yang kuning, tapi nanti keluar dari kolam aku mau dibelikan sosis," tuturnya, sembari tertawa.
Endang sempat mengiyakan keinginan putri kecilnya yang meminta sosis bakar berukuran besar. Bahkan, dia berjanji untuk membelikannya dua potong sosis. Lucunya, ketika Jeje mengabulkan permintaan sang mama dan berhasil menyabet dua medali emas tambahan, dia malah menolak sosis yang awlanya dia minta. "Nanti kalau sudah selesai, katanya," lanjut Endang.
Putri kedua dari tiga bersaudara ini memang dikenal konsisten dengan sikap dan perbuatannya. Jika Endang melarang Jeje untuk mengonsumsi makanan tidak higienis sebelum lomba, gadis itu melakukannya tanpa protes. Baru setelah lomba usai, Jeje mulai berani makan sosis bakar kesukaannya.
Dalam sesi latihan pun, Jeje juga menunjukkan konsistensi limit waktu renangnya. Bahkan, putri pasangan Endang Sri Whyuni dan Mahfud Nashari ini bisa mengalahkan limit waktu perenang yang akan diturunkan pada perhelatan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jatim.
Hanya Jeje tidak akan mengikuti rangkaian perhelatan popda. Selain dari faktor usia, Endang tidak mau mental anaknya menjadi down. "Lawannya jauh lebih senior," imbuhnya.(c1/har)



Sumber : Jawa Pos - Radar Jember,28 Juli 2016
Ditulis kembali oleh : nbl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar