Rabu, 01 Maret 2017

Ozonae, Mesin Penjernis Air Hasil Rakitan Pemuda Jember


Lewat Medsos, Sebuah Bisa Terjual 30 Unit Mesin


Menjadi pencipta alat canggih, ternyata tidak harus dengan peralatan yang mahal. Meski dengan perlengkapan apa adanya, seorang pemuda kelahiran Jember berhasil menciptakan penjernih air. Seperti apa?

RULLY EFENDI, Jember

BENTUKNYA
hanya kotak berbahan plastik. Dibuat dari rangkaian elemen elektronik. Meski hanya tampak sederhana, alat yang diberi nama Ozonae itu mampu mensterilisasi air kotor menjadi jernih. Penciptanya tal lain Angger Prasetyo, anak muda yang tinggal di Jalan KH abdul Syukur Kecamatan Sumbersari, jember.

Ozonae yang diciptakan sarjana Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Batan Jogjakarta itu, tak lain sebuah mesin yang bekerja mengubah atom oksigen O2 menjadi ozom. Mesin itu bekerja dengan bantuan discharger sinar ultra violet yang dihasilkan oleh lecutan listrik bertegangan 20 kV pada frekwensi 50 Hz. Mesin ini yang digadang-gadang mampu melawan pencemaran air.

Angger, tidak hanya mengklaim hasil penemuannya ini. Sejumlah bukti hasil penelitian yang dia lakukan, mampu dideskripsikan dengan baik dan detail. Belum lagi soal pengakuan konsumen mesinnya.



Butuh Tiga Bulan Untuk Penelitian Mesin ajaib


Yang sudah banyak dimanfaatkan masyarakat berbagai kota hingga negara tetangga Brunei Darusslam.

Selain dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga, seperti strilisasi air mandi hingga minum, mesinya juga banyak digunakan pemilik kolam ikan. "Cocok juga untuk kolam ikan. Apalagi kolam ikan lele. Bisa membantu optimalisasi hasil panennya," tutur pemuda berumur 25 tahun itu.

Dia menjelaskan, bakteri jahat yang terkandung di dalam air kolam lele, akan terbunuh karena ozon yang dihasilkan mesin ciptaannya tersebut. Selain bakal lebih aman terhadap kerentanan gagal panen, lele tidak begitu membutuhkan makanan berlebih. Semua terjadi karena optimalisasi.

Sangat mudah mengoperasionalkan mesin ciptaan Angger. Mesin yang sudah tersambung dengan aliran listrik, tinggal menekan tombol on untuk menghidupkan mesin. Selang air kecil yang menempel di mesin tersebut, ditenggelamkan ke dalam air yang menjadi objek. Tidak lama kemudian, muncul reaksi yang ditandai dengan air yang menggelembung. "Tanda mesin menghasilkan oxon, bisa ditandai dengan bau amis ozon," katanya.

Begitu pula saat memproses air mentah menjadi layak konsumsi. Tentu, treatment untuk kolam lele dan air minum, diakuinya ada perbedaan meski tidak terlalu signifikan. "Hanya waktu memprosesnya yang berbeda," imbuhnya.

Sulung empat bersaudara pasangan suami istri Peni Pintarto dengan Yani, itu sudah enam bulan memproduksi mesinya tersebut. Dia dibantu dua pemuda di kampungnya yang sebelumnya menganggur. Sebelum memproduksi mesin 'ajaib' itu, dia membutuhkan waktu tiga bulan untuk melakukan penelitian. Sama seperti pencipta alat lainnya, diawali dengan penyempurnaan. "mesin ciptaan saya ini karena ayah yang menantang saya," akunya.

Maklum saja, ayahnya tak lain salah seorang pegawai di perusahaan daerah air minum (PDAM) Jember. Setelah mampu menciptakan mesin strilisasi air tersebut, dia pun di dukung penuh kedua orang tuanya untuk mengembangkan Ozonae.

Merasa percaya diri bahwa alat ciptaannya layak dijual di pasaran, dia pun menyeber promosi di media sosial facebook. Benar saja, produknya laris manis hingga laku dijual ke luar negeri. Sebulan dia sudah bisa menjual 30 unit mesinya. Padahal, satu mesin dia jual seharga Rp 1 Juta. "Harga itu beda ongkos kirim," tuturnya.

Pria yang juga aktif di HIPMI Jember itu, memiliki mimpi tinggi memproduksi masal mesinnya tersebut. Selain karena ingin menampung tenaga produktif di kampungnya, dia pun juga yakin bahwa produksi massal bakal lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaatnya," yakinnya.

Sejumlah upaya mewujudkannya pun terus dia lakukan. Salah satunya mendaftarkan produknya menjadi hak patennya. Supaya nanti, tidak ada orang lain yang berani mengklaim temuannya. "Saya lakukan untuk membuktikan, bahwa anak muda di Jember juga potensial dan berkualitas," katanya. (rul/c1/hdi)

Sumber : Jawa Pos Radar Jember 22 Juli 2016
Ditulis Kembali Oleh : (IS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar