Mulai Scareening hingga Rekomendasi, Semua Digratiskan
Mengenali kondisi jantung yang tak sehat harus datang keahlianya. Yakni ke dokter spesialis dengan dukungan alat mutakhir. Namun ternyata juga bisa dideteksi dengan mudah dan sederhana. Seperti apa? RULLY EFENDI, Jember.
SEORANG prajurit TNI terbaring di salah satu ruangan medis, RS Baladika Husada (DKT) Jember. Kaus yang dia kenakan dibuka separo. Dadanya dipasang alat detektor jantung. Hasil pemeriksaan sementara, jantungnya masih normal.
Pemeriksaan itu berlangsung singkat dan sederhana. Seperti tiga jari yang ditempelkan ke nadi pergelangan tangan. Setelah menemukan denyut nadinya, frekuensi dihitung per menitnya dengan jam.
Setelah itu, dirasakan irama nadi teratur atau tidak. Jika teratur, jantung bersangkutan bisa disebut normal. Apalagi dalam satu menitnya denyut jantung terhitung 60 sampai 100 kali. Pengukuran semakin akurat jika dilakukan bangun tidur dan setelah melakukan pekerjaan berat.
Sejak 18 Juli 2016 lalu, di rumah sakit milik TNI tersebut ini ramai pemeriksaan rekam jantung prajurit dan masyarakat. Target sampai akhir bulan adalah 1.000 orang. Sejak kemarin,
Senam Sehat Lawan Serangan Jantung
sudah ada 800-an orang yang memeriksakan kondisi jantunya.
Target itu dipilih sebagai sampling kondisi jantung masyarakat Jember. Bukan sekadar untuk mengobatinya, melainkan juga sebagai bagian dari studi kesehatan kemasyarakatan."Hasil sementara, 5 persen dari yang diperiksa mengalami kelainan irama jantung,"ujar Kepala RS DKT Jember Letkol (CKM) dr Masri Sihombing Sp.OT.
Penderita jantung umumnya memang tidak menyadari keluhannya. Tiba-tiba mereka drop, kemudian penyakitnya merengut nyawa.Kondisi demikian yang mendorong rumah sakit pimpinannya menggelar bakit sosial screening penyakit jantung. Semua masyarakat bisa memanfaatkan. Tentu pelayanan yang diberi tanpa pengutan.
RS itu tidak sendiri dalam merealisasikan program kemanusiaan tersebut. Bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Jember, mereka mensukseskan World Atrial Fibrilasi Awareness Day. Bukan hanya pemeriksaan dokter, pasien dan keluarganya juga dilatih pemeriksaan nadi secara mandiri. Tujuannya, supaya masyarakat mampu mendeteksi dini serangan jantung."Mayoritas penderita jantung tidak sadar. Karena banyak yang tidak bergejala,"imbuhnya.
Kondisi jantung yang tidak normal sangat membahayakan kondisi tubuh manusia. Bahkan mematikan. Terlebih, stroke yang banyak menyerang masyarakat, salah satu penyebabnya karena jantung tak normal."Kondisi demikian membuat kami mengajak masyarakat sadar terhadap bahaya stroke,"imbuhnya.
Apalagi rokok sudah akrab di kehidupan masyarakat. Padahal, asap[ rokok tergolong penyumbang penyakit mematikan."Ajakan mengenali penyakit sebelum menyerang, menjadi kampanye sosial rumah sakit,"katanya. Mereka juga bakal menggelar senam sehat melawan serangan jantung di halaman RS DKT, Sabtu (30/7) besok.
Kegiatan senam melawan serangan jantung digelar, sebagai salah satu follow up rekomendasi hidup sehat bagi pemilik jantung normal. Sebab jika lengah, jantung yang awalnya sehat berbalik menjadi tak normal, karena pola hidup yang tidak terjaga."Sementara yang jantungnya tidak normal, kami rekomendasi berobat ke dokter spesialis jantung,"katanya.
Beruntung, rumah sakit itu sudah memiliki dokter spesialis yang mampu membantu pengobatan penderita jantung. Salah satu polikliniknya pun juga tersedia dalam poliklinik paru."RS DKT bukan hanya untuk TNI. Karena kami sudah akrab melayani masyarakat umum. Demi kemanusiaan,"tuturnya. (rul/cl/hdi)
Sumber:Jawa Pos Radar Jember,29 Juli 2016
disalin kembali oleh: JSR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar