Rabu, 01 Februari 2017
Mengenal SAR Rimba Laut, Penjaga Kawasan Pantai Selatan Jember
Bekerja untuk Kemanusiaan, Fasilitas dari Hasil Urunan Anggota
Mirip serial Baywatch, Jember juga memiliki penjaga pantai. Namanya adalah SAR Rimba Laut. Mereka pun berkali-kali melakukan aksi gemilang menyelamatkan berbagai korban. Penasaran?
YUDHA LUTFI FITRIANTO, Jember
SAR Rimba Laut terbentuk pada tahunn 2012. Kelompok ini didirikan Aiptu Dwi Mardi Sucipto yang saat itu bertugas di Satpol Air yang bermarkas di Puger.
Awalnya SAR Rimba Laut diketuai oleh gatot Sugiadi dengan anggota berjumlah sekitar 30 orang. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa anggota berkurang karena seleksi alam. Pada 2015 sekitar bulan Mei, tim penyelamat kawasan Jember Selatan tersebut diresmikan melalui akta notaris, dengan anggota sebanyak 25 orang. Anggotanya mayoritas adalah nelayan dari kawasan Pantai Payangan, Watu Ulo dan Desa Ungkalan, Kecamatan Ambulu.
Jabatan ketua berpindah ke Imam Sapi'i dan Gatot Sugiadi menjadi wakil ketua. Kemudian, Eko Heri Purnomo yang baru bergabung menjadi anggota didaulat menjadi pembina SAR Rimba Laut. Sang pendiri (Dwi Mardi Sucipto) yang berpindah tugas ke Polsek Mumbulsari siamanahi sebagi penasihat.
Punya Tiga Titik Spot Pengaman
'Tim ini berada dibawah naungan Basarnas dan BPBD yang merupakan potensi SAR untuk kecelakaan Laut. Dengan spesialisasi adalah penyelamatan air terutama penyelaman. Namun, mereka juga siap pada saat ada diterjunkan olrh pihak Kodim," jelas Pembina SAR Rimba Laut, Eko Heri Purnomo.
Sesuai dengan keinginan pendirinya, tim tersebut dibentuk untuk membantu atas dasar murni kemanusiaan. "Jadi murni independen," tegasnya.
Pihaknya tidak pernah mengajukan proposal ke pihak man pun untuk pengajuan bantuan. Oleh karena itu, sarana, prasaran dan fasilitas mereka usahakan sendiri. "Dengan cara arisan anggota sebulan sekali," kata Eko.
Menurut Eko, dalam arisan tersebut masing-masing anggota membayar Rp 25.000. Uang yang dibayarkan tersebut dibagi dua, pertama untuk arisan dan yang kedua sejumlah Rp 5000 untuk kas. hasil kas tersebut, nantinya digunakan untuk memenuhi fasilitas keselamatan.
Dari uang tersebut saat ini pihaknya bisa membangun pos pantau, menara pengaman., operasional dan membeli beberapa alat keselamatan. "Harnes, cara biner dan ring boy," terangnya. Ada juga beberapa bantuan fasilitas life jacket dan kantong mayat dari pihat BPBD Jember.
Namun, tak jarang juag uang kas tersebut disantunkan pada anggota lain, jiak salah satu dari mereka sedang mengalami musibah. Pertemuan tiap bulan tersebut, kata dia, selain untuk arisan juga merupakan pertemuan rutin anggota. Untuk membahas evaluasi dan rencana kerja yang akan dilakukan oleh SAR Rimba Laut.
Ada satu pos yang menjadi tempat berkumpulnya anggota sejak awal berdiri, ditambah menara pengaman. Untuk spor pengamn, pihaknya memiliki tiga titik. " Yaitu Bukit Seruni, Sembojo, dan Seroyo," tuturnya. Saat pos yang menjadi life guard dan menjadi pos utama berada di Bukit Seroyo.
Untuk penyelamatan SAR Rimba Laut dibagi dalam dua tim yaitu jugle rescue yang termasuk vertical rescue dan water rescue, utamanya penyelamatan. jadi mereka tidak hanya melakukan penyelamatan saat ada laka laut saja, juga penyelamatan yang ada di darat.
Para personel di dalamnya pun bukan orang sembarangan meskipun mayoritas dari mereka berprofesi sebagai nelayan.terlebih dahulu mereka harus mengikuti pelatihan water rescue dari Basarnas dan penyelaman dari TNI AL. "Semuanya sudah memiliki sertifikat pelatihan," tuturnya.
Meskipun lingkup kerja difokuskan di kawasan Jember selatan mulai dari pantai Getem, Paseban sampai ke Bandealit. Tapi mereka juga melakukan penyelamatan dari seluruh kawasan Jember bahkan sampai luar kota. Pihaknya pernah beberapa kali melakukan penyelamatan korban di air tejun Probolinggo. Pernah juga dipersiapkan untuk membantu saat ada laka laut di Selat Bali beberapa waktu lalu.
Sampai saat ini, Eko mengaku ada beberapa pengalaman penyelamatan yang dirasa sangat sulit dilakukan. "Saat tahun baru kemarin, ada laka laut yang menyebabkan tiga anak Lumajang hanyut," aku warga Ambulu ini. Dari hasil penyelamatan tersebut, seorang anak selamat, sedangkan yang lainnya meninggal dunia.
Selain itu, juag saat ada laka laut di Pantai Papum, dua orang pemancing dari Watukebo. Pihaknya bekerja sama dengan basarnas saat itu untuk melakukan penyelamatan. Juga saat ada mahasiswa Fisip Unej yang hilang saat berada dihutan Pantai Nanggelan.
Setiap tanggal merah, pihaknya selalu berjaga di pos keamanan dengan seluruh anggota lengkap. Karena setiap hari libur tersebut, kejadian laka laut selalu terjadi, terutama di Pantai payangan. "Sedikitnya empat laka laut pada hari-hari tersebut," ucap pria yang bekerja di UPT Pendidikan Mumbulsari tersebut.
Hampir setiap hari, pihaknya selalu berkoordinasi dengan BPBD maupun Basarnas Jember untuk mengetahui kondisi, baik alam, cuaca, maupun kejadian. Saat ada hal yang mengkhawatirkan, pihaknya bisa bersiap dan mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diharapkan. Selain itu, juga bisa mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. (fly/c1/hdi)
Sumber : Jawa Pos - Radar Jember Selasa, 2 Juni 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar