Sabtu, 04 Februari 2017
Lestari Anggi Pratiwi, Juara LKS Nasional dari SMKN 5 Jember
Kuncinya Disiplin dan Tak Gambang Putus Asa
Lestari Anggi Pratiwi, siswakelas XII SMKN 5 Jember berhasil juara I Lomba Kompetensi Sekolah (LKS) Nasional untuk kategori Post Harvest. dia menyingkirkan 23 pesaing dari seluruh Indonesia.
NARTO, Jember
Lestari Anggi Pratiwi siswa kelas XII SMKN 5 Jember siang kemarin tampak begitu gembira. Masih mengenakan bunga, Lestari Angggi bercerita panjang lebar tentang pengalamannya ikut lomba LKS Nasional digelar di Universitas Negeri Malang (UNM) yang digelar 23 Mei sampai 28 Mei 2016 lalu.
Dengan diampit dua guru pembimbingnya Diana Mahfiatus dan Endah Hartati, dia dengan semnagt berbagi pengalaman dengan kepala SMKN 5 Jember Drs Rinoto MM dan wakil Kasek di ruang pertemuan SMKN 5 Jember. Siswi jurusan pengawasan mutu hasil pertanian tersebut berhasil menyingkirkan 23 kompetitor dari seluruh Indonesia.
Dalam LKS nasional ini dia mengambil objek tahu berbahan baku kacang komak. Lestari membuat tahu dengan bahan baku dari produk lokal yang mudah ditemukan di masyarakat. Apalagi, harga kacang komak jauh lebih murah dari kedelai yang selama ini jadi bahan baku utama tahu.
Prestasi Pakai Bahasa Inggris
Dara kelahiran 13 Januari 1998 tersebut menjelaskan, iku LKS mulai dari babak awal. "Seleksi awal dilakukan di sekolah, setelah itu seleksi kabupaten. Setelah kabupaten juara I di kirim ke Provinsi Jawa Timur dan juara I lagi kemudian mewakili Jaatim ke Nasionaldan saya bersyukur juara I Nasional," imbuhnya.
Kesuksesan tersebuh tidak lepas dari peran dari peran semua pihak. baik sekolah, khusunya para guru pembimbing dan orang tua. "Saya dibimbing sejumlah guru seperti Bu Endah, Bu Diana, Bu Wahyu, dan Pak Arif. Mereka tekun membimbing saya sampai juara," imbuhnya.
Alumnus SMPN 1 Rambipuji ini mengaku melakukan persiapan matang sejak awal lomba tingkat sekolah. "Persiapan tidak hanya materi tetapi juga fisik dan mental," imbuhnya. Bahkan, sejak awal iku lomba, Lestari sudah menanamkan diri meraih hasil terbaik, yaitu menjadi juara.
Dengan semangat itu, dia mempersiapkan diri dengan maksimal sebelum lomba. Dengan dibimbing bebrapa guru, dia makin yakin bisa meraih target yang diinginkan. "Saya belajar tekun, fokus dan disiplin. Para guru juga disiplin sehingga bisa meraih hasil terbaik," terangnya.
Putri dari pasangan Purwoprayogo dan Siti Zaenab itu mengaku, benar-benar membedah tahu dari bahan baku komak. Sebab, dia memang membuat tahu berbahan dasar non kedelai. Apalagi,kacang komak banyak ditemukan di Kabupaten Jember dan sekitarnya.
Dengan harga jauh llebih murah dari bahan baku kedelai, kacang komak itu mudah ditemukan di jember.
"Harganya jauh lebih murah dari keledai. Ini potensi yang bisa menggatikan kedelai yang mahal," ujarnya.
Tahu kacang komak-nya tidak kalah tampilan dan rasanya dibandingan tahu kedelai . "Teksturnya kenyal, rasa komaknya tampak, tetap enak, warna putih coklat agak abu-abu," ujarnya.
Kakak kandung Saltsabila Angelika Yuniandra itu mengaku, bersama 23 kompetitornya dapat perintah untuk membuat tahu diversifikasi non kedelai.
"Kami diberi waktu yang satu hari membuat tahu non kedelai. Setelah selesai hasilnya praktek dipresentasikan di hadapan juri di Universitas Negeri Malang," terangnya.
Hasil analisa kadar air, analisa protein dikupas dalam presentasi yang ditampilkan Lestari. "Saya fasih berbahasa Inggris sehingga presentasi saya pakai bahasa Inggris," imbuhnya. Modal bahasa Inggris itu yang mengantarkan Lestari meraih poin terbanyak. Apalagi dalam praktek membuat tahu kacang komak, nilainya juga lebih tinggi dari pesaingnya.
Diakuinya, dalam praktek ada beberapa kendala di lapangan. "Pesrtanya banyak tetapi sumber airnya sedikit sehingga harus antre, harus sabar hanya untuk dapat air," imbuhnya. Namun, dibalik itu, kesusahannya selama praktek terbayarkan dengan raihan hasil juara I LKS nasional.
Sementara Endah Hartati, guru pembimbing Lestari mengaku kesuksesan tersebut berkat semua pihak. "Keberhasilan ni hasil kerja keras dan sinergas semua pihak," ungkap Endah Hartati. Terutama guru-guru yang terkait langsung dalam percobaan membuat tahu berbahan baku kacang komak.
Dia optimis meraih hasil terbaik karena semua kompak sejak dari awal sampai babak final. "Friksi biasa tetapi kami kompak. Alhamdulillah bisa menjadi juara I LKS Nasional," imbuhnya.
Diana Mafiatus, guru pembimbing lainnya berharap keberhasilan tersebut tidak berhenti di tengak jalan. "Saya harap tidak berhenti di sini saja," imbuhnya. Diharapannya, keberhasilan itu bisa melecut siswa SMKN 5 Jember yang lain untuk meraih hasil serup, bahkan lebih baik.
Sedangkan kepala SKMN 5 Jember Drs Rinoto MM mengaku senang dengan keberhasilan anak didiknya. "Lestari itu memang punya keunggulan. Sejak awal saya yakin meraih hasil terbaik. Lestari cukup fasih berbahasa Inggris dan nilai di semua tahap perlombaan lebih baik dari peser
ta lainnya," imbuhnya. (hdi)
Sumber : Jawa Pos Radar Jember Selasa, 7 Juni 2016
Ditulis kembali oleh : nbl
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar