Manfaatkan Kemajuan Teknologi Peserta Seluruh Indonesia
Kemajuan teknologi tidak melulu berdampak kepada nilai-nilai negatif saja. Namun bahkan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah seseorang terutama di bulan ramadan seperti saat ini. Hal inilah yang dilakukan oleh Majelis Khataman PMII Muda yang melakukan sensasi mengaji jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi.RANGGA MAHARDIKA,Jember
HARI ini juga saya giliran mengaji juz enam," ucap Nr Elya Anggraini,di sebuah masjid di daerah Sumbersari kemarin. Sesekali perempuan berjilbab ini melihat handphone yang ada di sebelahnya. Lalu dia melanjutkan mengaji lagi sehingga kira-kira menyelesaikan bacaan satu juz Alquran yang ada di depannya.
Gadis ini adalah salah satu anggota di Majelis Khataman PMII Muda ini. Meski saat itu dirinya mengaji sendiri di masjid itu, namun ternyata Ely--panggilan akrabnya--tidak sendirian. ada 29 orang lainnya yang pada saat bersama mengaji bersama Ely.
"Meraka tidak disini, tapi mengaji sendiri-sendiri di rumahnya, di tempat kerjanya dan tempat lainnya," jelasnya. Bahkan, peserta mengaji bersama ini bukan hanya dari Jember, namun juga banyak tempat di seluruh Indonesia.
Dia mengatakan ada yang dari Malnag, Surabaya, Sulawesi, Sumatra, Jakarta dan banyak lagi lainnya.
Dalam Sehari Bisa Mampu Khataman Satu Kali
Namun, masing-masing peserta ini membaca dengan juz yang berbeda-beda dengan Ely, namun lengkap 30 juz seperti di Alquran. Oleh karena itu, bacaan Alquran kemarin layaknya khatanman Al-Quran yang biasa dilakukan.Ely mengatakan, jika Majelis Khataman PMII ini terbentuk sejak Ramadan tahun ini. Karena selama bulan ramadan ini, setiap pribadi ingin meningkatkan kuantitas ibadah yang ada. Awalnya dimulai dari usul Ely kepada temannya yang ada di Surabaya yang ingin melakukan kegiatan mengaji bersama. "Saat itu kami terinspirasi oleh kegiatan Mengaji Nusantara Ulama," ucap Ely.
Dimana kegiatan mengaji bersama dilakukan di banyak tempat di Nusantara dalam satu waktu yang bersamaan. Jika itu dalam skala besar bisa dilakukan di skala individu bersama dengan rekan-rekannya.Ternyata usulan ini mendapatkan respon yang sangat positif dari rekan-rekannya. Akhirnya mereka membentuk grup media sosial berupa whatsapp bagi yang mau melaksanakan khataman Alquran bersama.
Awal Ramadan kemarin, pas ada 30 peserta. Memang dipaskan dengan jus Alquran," jelasnya. Sehingga dalam sehari mampu khataman satu kali.
Namun, di pertengahan jalan banyak sekali teman-teman lainnya yang ingin bergabung dengan grup ini. Saat ini sudah ada 60 orang yang ikut dalam kegiatan mengaji bersama yang biasanya dilakukan setelah salat tarawih. Dengan banyaknya personil, dalam satu waktu bisa khatam hingga dua juz sekaligus.
Teknis kegiatan di tempat tersebut, sang koordinator yang namanya Paidi, langsung membagikan jadwal bagi 30 orang untuk membaca masing-masing satu juz. Jadwal itu setiap hari berubah. Biasanya digeser satu juz setiap harinya. Dengan haarapan saat usai Ramadan nanti tiap orang bisa khatam," ucap Ely. Biasanya jadwal ini sudah diberikan sebelum salat magrib.
Meskipun sudah mendapatkan jadwal yang dibaca namun tidak bisa langsung memulai memulai membaca Alquran. Karena dalam jadwal itu sudah ditunjuk petugas yang membacakan tasawul dan menjadi khotmil Alquran setiap malamnya. "Biasanya dibacakan di grup WA, baru semua membaca Alquran," jelasnya. Setelah usai membaca satu juz, setiap orang harus melaporkan di grup WA itu. Jika sudah selesai baru kemudian bersama-sama membaca doa penutup. Sehingga satu khataman berhasil diselesaikan.
Namun, kadang juga ada peserta yang berhalangan. Karena itu, setiap sebelum magrib itu diketahui siapa yang tidak bisa. "Bagi peserta yang tidak bisa, juz bacaan bagiannya akan dilelang. Siapa yang cepat akan langsung mendapatkan jatah membaca dua juz," terang Ely menambahkan.
Khataman seperti ini ada plus minusnya dibandingkan dengan khataman bersama-sama di satu tempat. "Ya inginnya bareng-bareng di satu tempat, tapi kan sulit mengumpulkan 30 orang di satu tempat dalam satu majelis," terangnya. Karena kondisinya sekarang sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan sebagian besar masyarakat sudah bekerja semua.
Karena itu, mereka memanfaatkan teknologi tersebut untuk melakukan ibadah itu. Dari kegiatan ini juga bisa meningkatkan silaturahmi dengan rekan-rekan yang jauh lokasinya. Selain itu, juga saling mendoakan meskipun tidak saling bertatap muda. Yang penting, ucap Ely, bisa menambah kualitas ibadah diri dan yang lain. Pihaknya berharap Majelis Khataman PMII Mda ini bisa terus berlanjut meskipun bukan bulan Ramadan saja. "Kami juga berharap kegiatan ini juga bisa menjadi inspirasi buat muda," pungkas perempuan yang juga menjadi penyiar radio swasta di Jember ini.(ram/c1/hdi)
Sumber : Jawa Pos Radar Jember 25 Juni 2016
Ditulis Kembali Oleh : (IS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar