Selasa, 07 Februari 2017

Gerakan Sipil (Stop Pedofil), Aksi Jember Bebas Pedofil

Ajarkan Senam Pencegah Pedofil Hingga Bentuk Duta Sekolah

 

Maraknya aksi kekerasan seksual terhadap anak menjadi keprihatinan semua pihak. Antisipasi kekrasan seksual mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember menggapas program Gerakan Stop Pedofil yang di singkat sipil.(RANGGA MAHARDIKA, Jember)

PULUHAN anak-anak yang sedang mengikuti kegiatan Car Free Day di Alun-alun Jember atau tampak begitu bersemagat mengikuti senam di dekat tugu Adipura Jember. Apalagi instruktur itu adalah para mahasiswa yang berdiri paling depan.



Namun gerakan senamnya berneda dengan senam biasanya. Senam ini lebih pada gerakan bela diri. "Ini namanya senam Sipil alias Senam Stop Pedofill," ucap Muthmainah Farida, sang inisiator program. Gerakan Sipil itu sendiri, dibimbing dosen Mury Ririanti ini beranggotakan lima mahasiswa. Selain Farida, ad lagi Andiana Putri, Iin Listianah, Swara Mega, dan Muhammad Ahid. "Pedofilian sendiri artinya adalah orang-orang dewasa yang memiliki perilaku menyimpang kepada anak-anak dalam orientasi seksual," jelasnya. Dia mengakui, jika senam kali ini memang berada dengan senam biasanya kepada anak-anak.
Gelar Lomba Pospter Stop Pedofil ingkat Nasional
Senam ini lebih kepada melindungi anak-anak dari seragam para pedofil yang mengincar anak-anak tersebut. Salah satunya gerakan adalah untuk menghindari tangkapan pelaku pedofil, dan memberi kesempatan ank berlari sekencang-kencangnya.

Senam ini merupakan salah satu conth kecil gerakan Siil yang digagas pihak mahasiswa ubtuk mencegah kekerasan seksul kepada anak. Bukan hanya itu, anak-anak juga di ajarkan cara untuk menghgindari. "Misalnya jika bertemu tanda-tanda akan jadi korban, anak-anak harus berlari ke tempat ramai," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada anak-anak tentang gejala ancaman-ancaman kekerasan seksual yang ada di masyarakat.

Uniknya, sosialisasi dalm Pentas Sipil itu dilakukan dengan cara yang di sukai anak-anak. Pentas Sipil memang dirancang semenarik mungkin dengan adanya pamean oster dari hasil lomba poster stop pedofil tingkat nasional.

Dalam kegiatan yang di dukung oleh Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Jember Fashion Carenaval (JFC) juga ada berbagi macam informasi bahaya pedoil namun dengan media kesehatan yang dapat dimainkan oleh anak-anak. Seperti ular tangga raksasa yang dapat dimainkan sambil belajar tentang bahaya pedofil.

Juga ada berbagi media lain yang dapat di bawa pulang oleh orang tua seperti tas jinjing, pembatas buku dan leaflet. Semua media tersebutb didesain brnuansa "Stop Pedofil". Selain itu, anak-anak ini juga di ajarkan cara berkomunikasi.Terutama untuk bisa terbuka dan bercerita segala kegiatan mereka baik di sekolah maupun saat bermain kepada kedua orang tuanya.

Sehingga semua gejala-gejala ancaman pedofil dapat terdetektif sejak dini. "Jika ditemukan gejala maka bisa dicegah kekerasan seksual pada anak," tuturnya.
Program Gerakan Sipil Jember terpusat di enam kecamatan yang ada di Kabupaten Jember, yakni
 Kecamatan Mumbulsari, Puger, Patrang, Kalisat, Tanggul, Rambipuji. Pemilihan enam Kecamatan ini karena sering terjadi kasus kekerasan seksual kepada anak.

Di tiap titik pihaknya melakkan aksi mulai dari penyuluhan dan edukasi terhadap siswa SD, orang tua, dan guru tentang bahaya pedofil, tepatnya di beberapa Sekolah Dasar. Diantaranya SDN Gumuksari 1 dab 3 (Kecamatan Kalisat) SDN Rambipuji 2 ( Rambipuji), SDN Puger Kulon 3 (Puger), SDN Tanggul Wetan 1 (Taggul), SDN 4 Mumbulsari (Mumbulsari) dan SDN Jember Lor 2 (Patrang).

Dari penyuluhan siswa siswi SD itu kemudian terbentuk duta Sipil dari setiap sekolah. "Duta Sipil ini menjadi penggerak teman-teman untuk aksi turun jalan," ucapnya. Baik itu ke tempat ramai seperti pasar, sepanjang jaln dan Alun-alun untuk menyebarkan pengetahuan tentang pembelajaran, pencegahan dan penanggulangan kasus pedofil.

Selain itu, gerakan Sipil juga menyelenggarakan lomba poster stop pedofil (Sipil) tingkat nasional mulai SMP, SMA, Mahasiswa sewrta umum. Tercatat ada 48 peserta se-Indonesia mengikuti lomba ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait cara menjaga diri dari ancaman kekerasan seksual pada anak di seluruh masyarakat.

Mury Ririanti, dosen pembingbing sendiri menganggap jika program ini bisa menjadi jawaban masalah sosial yang sedang menjadi perdebatan hangat saat ini. Dia mengatakan program aksi Sipiul ini diharapkan tidak hanya tidak hanya bermanfaat bagi masyarakar sasaran mahasiswa di enam kecamatan itu. "Tapi diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh masyarakat Jember khususnya dan Indonesia umumnya," pungkas Mury. (cl/hdi)


Sumber: Jawa Pos Radar Jember, 11 Juni 2016
Ditulis Oleh : (Jrs)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar