Berharap Karyanya Bisa Hidupkan Passion Generasi Muda
Ada banyak cara untuk membuat bulan Ramadan menjadi lebih produktif. Salah satunya dilakukan oleh sekelompok pemuda dan pemudi, yang membuat membuat sebuah web series dengan tema fashion dan bernuansa Ramadan.LINTANG ANIS BENA K, Jember
GAGASAN ini muncul ketika Victoria Nurvita dan Zoel Hapner saling mencurahkan ide untuk menciptakan video istimewa. Vita yang merupakan seorang make up artist berniat membuat video make up tutorial yang diharap bisa menginspirasi banyak penonton di portal video global.
Namun ide tersebut tak membuat Izu, sapaan akrab Zoel Hapner, merasa tertantang. Setelah berkomunikasi beberapa lama, keduanya membuat gagasan untuk menciptakan video web series yang mengisahkan daily activities of make up artist. Tak berbeda jauh dengan konsep make up tutorial, namun dikemas dalam bentuk story line berbeda.
"Berkisah tentang keseharian seorang make up artist yang di dalam aktivitasnya didukung oleh banyak oleh banyak pihak. Mulai dari sang artis, fotografer, hingga fashion designer," tutur Vita yang menjadi tokoh utama dalam web series tersebut.
Unggah Video Tiap Minggu Hingga Lebaran Tiba
Vita dan Izul pun mencari tim yang bisa meramu gagasan ini menjadi sebuah video yang spektakuler. Hingga akhirnya personil mereka lengkap Mikko Herlambang (business development), Dina Bakti (finance), dan Ahmad Chairunnas (web IT) yang masih merupakan teman-teman dekat mereka. Dari kelima orang inilah konsep web series bertunjuk Glowing Ramadan mulai digarap bersama.Meski sama-sama dari Jember, namun rupanya tak mudah mengumpulkan kelima orang ini. Sebab masing-masing sudah memiliki aktivitassendiri di berbagai kota. Seperti Izul yang kini berada di Jakarta, Mikko di Bali, dan Dina di Bandung. "Kita saling kontak membahas progres pembuatan film ini lewat teleconference," katanya.
Glowing Ramadan : Diary of Make Up Artist bercerita tentang keseharian Vita yang merupakan seorang make up artist Jember. Serial pendek yang terdiri dari empat episode ini juga menghadirkan beberapa tokoh lain pada masing-masing episode. Diantaranya Inas Rana Fagastia (selebgram, finalis Ning Jember), Dhimas Ghulam (fashion designer), dan Candra Kusuma (fotografer).
Keempat akan muncul secara bergantian dalam setiap episode yang berdurasi tiga hingga limat menit tersebut. Semuanya akan di unggah ke portal video milik Vita dan bisa di simak masyarakat luas. "Karena momennya bertepatan dengan bulan Ramadan, kita sengaja mengunggah video tersebut setiap minggu hingga hari raya Idul Fitri tiba, jadi pas empat minggu," tutur alumnus Universitas Airlangga ini.
Dengan keterlibatan hingga 11 kru, web series ini hanya membutuhkan waktu pengerjaan kurang dari satu minggu. Ini kali pertama Vita menampilkan kebolehannya dalam berakting. "Tadinya enggak mau, tapi setelah di pasksa sama teman-teman lain akhirnya saya iyakan juga. Kapan lagi bisa akting di depan kamera," selorohnya.
Sebagai make up artist, Vita juga menampilkan beberapa potongan make up tutorial di dalam film tersebut. Dirinya sengaja tidak menampilkan video tutorial biasa, sebab hal tersebut dirasa sudah terlalu banyak terdapat di portal video. "Netizen pasti ingin sesuatu yang baru," imbuhnya.
Mini seri ini merupakan proyek pertama Vita dan kawan-kawannya. Selain diungga ke portal video, beberapa potongan video dan tim menarik seputar Ramadan juga diunggah ke akun media sosial miliknya. " Karena konsepnya Ramadan, kita juga tampilkan tips-tips menjalani aktivitas di bulan Ramadan. Video ini juga di-upload setiap minggu di bulan Ramadan," kata Vita.
Mereka juga sekaligus ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ada banyak creative people di Jember yang memiliki kemampuan-kemampuan unik. Misalnya Dhimas dari sisi stylist, atau Chandra dari sisi fotografi. "Jadi melihat Jember tidak hanya dari satu sisi saja, tapi juaga juaga banyak sisi lain yang tersembunyi," ujar Vita.
Vita dan keempat konseptor lainnya juga ingin mendobrak prinsip bahwa pekerjaan yang mapan tidak harus berada di dalam gedung dan balik meja saja, tetapi sebenarnya berawal dari hobi bisa jadi profesi yang menjajikan.
"Tapi saya tidak peduli, karena passion saya ada disana. itulah tujuan saya ada disana. Itulah tujuan dari pembuatan film ini, sekaligus untuk menghidupkan apa yang jadi passion mereka. You have to live your passion no matter what people said," tegasnya. (hdi)
Sumber : Jawa Pos - Radar Jember, 19 Juni 2016
Ditulis kembali oleh : nbl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar