Mersa Terpanggil karena ingin Tak Perlu ke Surabaya
pasien paru akut asal Jember dan sekitarnya tak perlu jauh-jauh ke luar negeri.Termasuk menjalani bedah thorax(rongga dada).Di rumah sakit Paru(RSP)Jember,kini sudah ada dr ahmad Wahib SpAn,KNA,satu-satunya konsultan pembiusan otak dan syaraf di RS tersebut.SHODIQ SYARIEF,Jember
Suka Mobil Tua dan Penghobi Offroad
Bukan saja terlibat operasi medis terhadap pasien,dr Wahibjuga dipercaya mendesain sejumlah instruktur penting, termasuk menata peralatan canggih yang nilainya meliaran rupiah.
Dia terpanggil untuk mengabdi di Jember, karena daerah ini sudah saatnya menjadi rujukan pasien yang menderita penyakit berat, tanpa harus di bawa ke Surabaya atau luar negeri. Dia juga tertarik untuk ikut membenahi dan mengembangkan RSP Kreongan, yang selama ini masih dipandang sebelah mata oleh msyarakat.
"Masyarakat Jember lebih mengenal rumah sakit Patrang, dr Soebandi," ujarnya. Padahal, kata dr Wahib, sejak sepuluh tahun terakhir ini RSP Kreongan sudah mengalami perkembangan cukup siknifikan.
Di dalamnya sudah ada poli Anestesi Reanimasi dan Critikal Care (ICU), Bedah Plastik Rekonstruksi kelainan daerah wajah, Bedah Umum dengan endoscopy laparascopy (operasi perut dengan teropong kamera), Bedah Thorak (operasi rongga dada dengan teropong kamera) -Cardiovascular dengan Operasi Bedah Jantung Terbuka (berdasarkan MOU dengan Unair - Dr Soetomo).
Juga ada poli bedah Urologi dengan berbagai pelayanan canggih (teropong kamera), mata dengan operasi micro (Kamera) dan laser, bedah Gynecologi Onc0l0gy,bedah Orthopaedi Endoscopy(kamera),bedah saraf dengan inovasi pelayanan canggih(teropong kamera),Neurologi,pelayanan Neuroanestesi_Neurocritical Care,pelayanan NICU_PICU dengan tersedianya alat bantu napas sampai neonates berat bedan lahir 200 gram,serta didukung oleh adanya pelayanan Hyperbarik.Dia mengakui,bekerja di kota besar seperti Surabaya,sebenarnya jauh lebih menguntungkan secara finasial.Namun ayah enam anak(dua antaranya anak asuh)ini memilih Jember,karena dinilai lebih prospektif,dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jember.Apalagi sebagai pegawai pemprov,dr Wahib manut saja penugasan sang pimpinan,demi kepentingan pelayanan masyarakat.Setelah lulus dari SMA YBPK 1 Surabaya(1990),Wahib melanjutkan kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma(UWK)Surabaya dan lulus tahun 2003.Pendidikan spesialis Anestesi dan Ranimasi dirampungkan di FK Unair(2012).Dua tahun kemudian,suami dari Pramasanti ini,lulus dari pendidikan spesialis Neurocritical Care Tan Tock Seng Hospitals.Tahun 2016 ini,anak petani di kaki gunung kelud,Blitar ini,berhasil merampungkan pendidikan konsultan Neuroanestesi dan Critical Care FK Unpad,Bandung.Menurut dr Wahib,Di Indonesia Konsultan Neuroanestesi dan Critical Care ini masih dibilang terbatas,sekitar 67 orang,itu pun hanya berada di pusat Pendidikan atau RS Provinsi dan rumah sakit yang mengembangkan layanan bedah saraf.Di Jawa Timur sendiri,kata dia,hanya tercatat sebanyak 7 orang,yang tersebar di RS Dr Soetomo,RS Saiful Anwar Malang,RS Mitra Keluarga,Sidoarjo,RSP Jember,seorang lagi dari RS Mitra keluarga satelit,yang masih dalam proses pendidikan.Perjalanan untuk bisa masuk sekolah spesialis diakui Wahib tidaklah mudah.Berulang kali mengikuti test seleksi dengan surat pengantar institusi pemerintah,tetap gagal.Dia juga mengikuti pelatihan kekhususan di program Akpernes.Namun usaha tersebut dihentikan pembimbingnya,pada saat seleksi.Dia harus mendatangani perjanjian untuk bersedia ditempatkan di pelosok penjuru Indonesia,setelah menyelesaikan pendidikan spesialis terutama Di Indonesia Timur.Seleksi penerimaan pendidikan konsultan Neuroanestasi dan Critical Care,mulai dijajaki sejak baru lulus pendidikan spesialis Anestesiologi dan Reanimasi April 2012.Itu pun,dengan persiapan yang cukup rumit menghadapi persaingan calon peserta lainnya.Setelah melalui proses seleksi yang amat ketat,dia diterima sebagai peserta pendidikan spesialis yang amat ketat,dia diterima sebagai peserta pendidikan spesialis I Konsultan,Maret 2013.Konsekuensinya,dia langsung mengikuti rotasi atau siklus pendidikan baik dalam negeri dan luar negeri,sehingga banyak waktu dan pikiran tercurah selama menjalani pendidikan tersebut.Tujuan sekolah konsultan adalah untuk kemaslahatan masyarakat di daerah Jawa Timur sisi Timur yang sudah mempunyai fasilitas pelayanan terpadu di RSP Jember.Pengagum Presiden ketiga,BJ Habibie itu,sejak kecil terbiasa membantu kedua orang tuanya bertani,mulai cocok tanam,mbrujul,nyingkal,hingga memperbaiki mesin alat pertanian traktor.Karenanya,ketika kuliah pun Wahib,suka othak-athik mobil tua sejenis jeep,yang kemudian mengantarkan dirinya menjadi penghobi offroad hingga sekarang.Saking langkanya konsultan pembiusan,dr Wahib,kerap dibon'kawan-kawan seprofesinya menangani kasus-kasus pasien keluar Jatim."Yang paling sering membantu kawan di Bandung,"tuturnya.Sedangkan pengalaman di luar negeri,antara lain di Singapura,Jepang,Korea,hingga Barcelona,Spayol.Yang jelas,kehadiran dr Wahib di RSP kreongan itu sangat membantu kebutuhan kasus-kasus bedah otak dan syaraf.artinya ketika seorang pasien menderita penyakit berat dan harus di bedah,maka peran Wahib,sebagai ahli pembiusan sangat di perlukan.Tak heran,jika setiap ahli bedah akan melakukan operasi,maka mitra kerja utamanya adalah dr Wahib."Dia bertanggung jawab pada pasien mulai akan dibius,hingga sadar kembali,"ujar kawan seprofesinya.(sh/c1/hdi)
Jember:Jawa Pos Radar Jember 13 Juli 2016
Di tulis Kembali:AF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar