Dahului Riset Selama Puluhan Tahun
Prihatin dengan maraknya penggunaan pestisida kimia, Abdul Majid berusaha menemukan pestisida alternatif yang ramah lingkungan. Ditemukanlah Bio-Trich berbahan jamur Trcihoderma. Bukan hanya memberantas penyakit, tetapi berfungsi pula sebagai biofertilizer alias penyubur tanaman.
Abdus Syukur,Jember
PENGUNAAN pestisida kimiawi secara besar-besaran benar-benar membuat cemas Abdul Majid. Sebab, jika perilaku petani tersebut dibiarkan, akan sangat membahayakan lingkungan, termasuk petani sendiri. Dalam perjalanannya, berbagai kalangan agar dilakun pemberantasan penggunaan bahan kimia di sektor pertanian.Didorong hal itu, Majid bersama fitapatologist lain dari Universitas Jember (Unej) melakukan riset secara cermat untuk membuat alternatif pestisida yang ramah lingkungan.
"Risetnya sudah saya lakukan puluhan tahun. Tetapi, terealisasi dan dirilis pada 2011 lalu," kata Majid.
Selama menjalani riset, tidak sedikit kendala yang dihadapi Majid sebelum menemukan formulasi yang tepat untuk biofungsida bertahan aktif jamur Trichoderma tersebut. Proses pengujian laboraturium beberapa kali sempat gagal. Sampai sulitnya memahamkan petani betapa pentingnya produk berbahan aktif jamur Trichoderma untuk tanaman. "Akan tetapi, dengan kesabaran dan ketelatenan, akhirnya kami berhasil mengatasi kendala tersebut," ujar dosen lulusan S2 Program Studi Fitapatologi Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
Majid yang juga Fitapatologist Fakultas Pertanian Unej ini menjelaskan, kini Bio-Trich berbahan aktif Trichoderma sudah dilakukan produksi masal dan dipasarkan untuk petani. Bukan hanya dipasaran di Bondowoso dan Jember, melainkan sudah mencapai Sumatera dan Kalimantan. Sehingga, petani tidak kesulitan untuk mendapatkan produk asli Jember ini. "Cara aplikasinya mudah. Tersedias produk cair dan terbentuk tepung. tergantung petani mau pakai yang mana," ujar pria yang juga sekretaris Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) Jawa Timur tersebut.
Sebelum dipasarkan, Masjid mengatakan, beberapa kali melakukan uji coba efektivitas produk ciptaannya tersebut di lahan pertanian miliknya. Utamanya mengenai kemampuan memacu pertumbuhan tanaman bagi semua jenis tanaman, terutama pada tanaman yang terinfeksi penyakit dari golongan jamur dan bakteri. "Saya sangat menjamin bahwa produk tersebut efektif dan ramah lingkungan," ungkap anggota Ikatan Dai Muda Indonesia (IDMI) ini.
Kelebihan dari Bio-Trich uang lain adalah bisa dimanfaatkan pula sebagai penyubur tanaman danh memacu pertumbuhannya.
"Kapan pun saya siap apabila dibutuhkan untuk melakukan pendampingan, perlatihan seputar pembuatan biofungsida bahan aktif Trichoderma tersebut," ungkapnya.
Selain itu, menurut Majid, produk tersebut prospektif dan sangat menjanjikan. Bahkan, dia yakin ke depan pestisida kimia pada produk alami.
"Untuk saat ini, petani itu memang memilih pestisida karena instan. Tetapi, saya yakin kedepannya mereka akan mencari produk sepert5i Bio-Trich ini," tambahnya.
Tujuannya menemukan biofungsisida itu adalah agar petani bisa mandiri dan mampu memproduksi biofungsida sendiri. Sehingga, tidak harus membeli produk hasil buatannya.
"Sebenarnya saya berkeinginan besar suatu saat nanti saya bisa menciptakan Techno Village (industri kecil pedesaan,Red) yang memang dikembangkan oleh petani," pungkasnya. (har)
Sumber :Jawa Pos Radar Jember, 06 juni 2016
ditulis oleh: (er)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar