Akan Dikembangkan Bentuk Teh Sudah Biar Mudah Digunakan
Cethe atau ampas kopi biasanya dibuang saja. Namun di tangan lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 ini, sisa kopi bisa jadi barang yang sangat berguna.Karena bisa diolah untuk menyerab kadmium, bahan pemcemar air sumur yang banyak di sekitar TPA Pakusari. (RANGGA MAHARDIKA, Jember)
LIMA mahasiswa terlihat dengan serius mengambil air sumur tua yang kelihatannya sudah tidak layak pakai. Karena air sumur ini tampak sangat keruh. Mereka pun mencoba mengambil
sampel dari air sumur tersebut dan kemudian memberikan semacam serbuk hitam ke dalam sampel air tersebut. Tidak beberapa lama mereka mengeluarkan semacam alat kecil untukmelakukan pengukuran terhadap air tersebut.
Benar saja, air yang tadi keruh ini ini ternyata lumayan jernih. Bukan hanya itu, kandungan kadmium di dalam air ini menjadi jauh berkurang dibandingkan sebelumnya.
Arang Aktif Ampas Kopi akan Disempurnakan
"Jadi kandungan kadmiumnya terserap oleh arang aktif kopi yang kita masukkan tadi,"ucap Puput Baryatik, Ketua Kelompok Mahasiswa FKM Universitas Jember yang melakukan penelitianYa, mereka memanfaatkan arang aktif dari ampas kopi yang usai diseduh untuk menjadi absorben (penyerap) logam berat kadmium di air sumur itu. Namun, arang aktif ampas kopi ini sudah mendapatkan perlakuan khusus sehingga bisa menjadi absorben atau penyerap racun logam berat tersebut.
Menurut Puput, penemuan ini bermula dari keprihatinan pihaknya terhadap ampas kopi yang sedang trend di kalangan masyarakat Jember, termasuk mahasiswa."Kami eman, masak sisa kopi dibuang begitu saja," ucap mahasiswi berjilbab ini. Akhirnya dirinya bersama dengan empat kawannya yakni Uswatun Asihta, Wita Nurcahyaningsih, Azzumrotul Baroroh sertaHerdian Riskianto mencoba melakukan penelitian ampas kopi ini.
Benar saja, mereka menemukan fakta arang aktif ampas kopi bisa menyerap logam Cd berbahaya bagi tubuh manusia. Keracunan yang disebabkan Cd, seperti logam berat lainnya dapat bersifat akut dan kronis."Keracunan logam Cd dapat menimbulkan penyakit paru-paru akut,"ucap Wita, rekan setimnya. Keracunan kronis Cd mengganggu sistem urinaria (ginjal),sirkulasi (darah), dan Jantung.
Keracunan akut uap Cd bahkan dapat menimbulkan kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan tersebut berkisar dari 2500-2900 mg permeter kubik. Nah, para mahasiswa ini menemukan fakta di Jember ada sejumlah sumur yang banyak terpapar Dc yakni sekitar TPA Pakusari."Pencemaran air oleh sampah terjadi karena sampah dibuang dengan cara controlled landfill,"jelasnya.
Dimana sampah yang tertimbun di TPA mengalami dekomposisi yang bersama air hujan menghasilkan cairan lindi (leachate) dan berpotensi mencemari air tanah di sekitar TPA. Lindi ini mengandung kotoran organik, nitrat, sulfat, klorida dan logam-logam berat dalam konsentrasi tinggi dan senyawa organik yang sangat berbahaya.
Oleh karena itu, mereka pun langsung melakukan percobaan di sumur yang ada di sekitar TPA Pakusari."Arang aktif ampas kopi kami berikan di sumur warga yang jaraknya kurang dari 95 meter dari TPA,"ucap Wita menambahkan. Dimana rata-rata sumur di sekitar TPA Pakusari mengandung Cd senilai 0,5 mg ppm atau per meter kubik.
Saat dilakukan tes ini, dengan hanya memberikan 10 gram arang aktif ampas kopi, mereka berhasil menurunksn kadar Cd menjadi 55,75 persen. Karena itu, di sumur yang terdekat dan risiko tercemar besar, harus diberikan arang aktif dengan jumlah yang lebih banyak, sehingga bisa menurunkan kadar juga lebih besar.
Ke depan, mereka akan terus mengembangkan penelitian ini. Termasuk untuk menyempurnakan pack alias bungkus arang aktif ampas kopi ini. Pasalnya, selama ini mereka masih menaburkan arang aktif ini secara serampangan."Misalnya dibungkus seperti teh seduh,"jelasnya.Sehingga dapat diaplikasikan dengan lebih mudah kepada masyarakat nantinya.
Sementara itu Anita Dewi M, Dosen pembimbing kelompok mahasiswa ini mengatakan ide penemuan ini sangat brilian. Dengan demikian, arang aktif temuan mereka ini bisa diterapkan untuk pengolahan air sisa industri-industri besar.
"Selama ini untuk penetralan selalu menggunakan bahan kimia. Namun, kini tidak perlu mahal, dengan bahan organik sangat bisa untuk menyerap racun logam berat,"imbuh Dewi. Sehingga terobosan ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat jika memang benar bisa dilaksanakan untuk industri.
Selain itu, pemanfaatan kopi ini juga sejalan dengan visi dan misi Universitas Jember menjadi pusat dan jujugan kopi di Indonesia. Sehingga bagi semua pihak yang ingin belajar kopi bisa datang ke Unej."Bahkan, hampir semua penelitian berdasarkan rencana induk penelitian berupa kopi,"pungkasnya.(hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember,02 Juni 2016
disalin kembali oleh: (JSR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar