Demi Target Emas Setengah Tahun Tinggalkan Keluarga
Jelang pelaksanaan Pekan Olahtraga Nasional (PON) September mendatang, para atlet yang mewakili provinsi masing-masing telah menjalani karantina sejak beberapa bulan lalu. Salah satunya Maki Mubarok, yang akan turun dalam cabor tarung derajat. Demi gelar jawara, dia rela meninggalkan kekuarganya.LINTANG ANIS BENA K,Jember
MAKI menjalani karantina di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur sejak sekitar Januari lalu. Di sana, hampir setiap hari pria tersebut menjalani latihan rutin tanpa henti. Dimulai pada pukul enam pagi hingga petang, atlet tarung derajat ini tak pernah putus asa demi memberikan kejayaan bagi Jawa Timur dalam even PON yang akan diadakan di Jawa Barat ini.
Pernah Tampil di Kompetisi Tingkat Internasional
Maki Mubarok menjadi salah satu atlet tarung derajat yang mendapat kesempatan untuk tampil bersama kontingen Jawa Timur dalam PON 2016. Kiprahnya di olahraga keras ini selama belasan tahun membuat dirinya paham betul perjuangan yang harus dijalani untuk meraih gelar jawara.Baginya, target tertinggi yang ingin Maki raih dalam PON pertamanya ini adalah perolehan medali emas. Ini merupakan target yang tak bisa ditawar lagi. Pokoknya medali emas harga mati,"tegasnya.
Tak heran jika, dengan target mutlak yang dia tentukan sendiri, Makin harus merelakan waktunya bersama keluarga. Dia terpaksa meninggalkan istri dan anaknya yang baru berusia lima bulan demi raihan mendali emas. Namun Maki tak menyesal, justru hal tersebut menjadikannya semakin gigih untuk berlatih."Ini salah pengorbanan dan perjuangan kami bersama. Dari pengorbanan tersebut harapannya saya bisa menuai hasil maksimal bagi saya, keluarga, dan terutama Jember,"tuturnya.
Meski tak bertemu lebih dari setengah tahun, Maki masih berkomunikasi secara intens dengan keluarga. Ayah satu anak ini sangat bersyukur keluarganya sangat mendukung apa yang tengah dia perjuangkan."Sekaligus memotivasi saya bahwa sebuah perjuangan pasti akan mendapat hasil yang memuaskan,"lanjutnya.
Karantina tersebut, kata dia, akan berjalan hingga menjelang pelaksanaan PON sekitar bulan September mendatang. Kemudian dirinya bersama atlet nasional lain akan berangkatkan ke Jawa Barat untuk kemudian menjalani karantina kembali selama masa perhelatan kompetisi.
Selama masa karantina, berbagai pengalaman dirasakan oleh pria asal Bandung tersebut. Salah satunya saat bulan Ramadan lalu."Kalau cabor lain latihannya dikurangi, tarung derajat justru ditambah porsinya,"selorohnya. Sementara di luar bulan Ramadan, dirinya berlatih setiap hari Senin hingga Sabtu.
Maki sendiri sudah tinggal dan melatih para atlet tarung derajat muda sejak 2013 lalu. Tarung derajat merupakan salah satu cabang olahraga baru yang digelar di PON. Namun sejatinya berbagai kejuaraan dalam beragam tingkat sudah pernah digelar, baik di tingkat pelajar maupun umum.
Sebelum dinyatakan lolos sebagai atlet yang membela Jawa Timur di PON, pria kelahiran 1 Mei 1989 ini telah lebih dulu mengikuti berbagai kejuaraan sebagai bentuk seleksi sejak 2006 silam. Dimulai dari kejuaraan tingkat daerah, provinsi, hingga nasional."Kemudian tahun 2015 lalu ikut seleksi pra PoN dan dinyatakan lolos,"tuturnya.
Tidak hanya itu Maki juga sempat berlaga di ajang kompetisi tarung derajat tingkat internasional, di antaranya SEA Games pada tahun 2011 dan di Bali pada 2015 lalu."Kalau ditanya siapa lawan yang paling berat, baik di tingkat nasional maupun internasional semua berat, karena mereka semua berlatih dan berlomba untuk jadi juara,"terang Maki.
Torehan prestasinya sudah tidak diragukan lagi. Puluhan medali dn piala sudah dia raih dari laga di arena pertandingan. Selain itu, Maki juga aktif sebagai pelatih dan membuka sasana tarung derajat di tempatnya tinggal.
Maki mengaku yang dibutuhkan saat ini adalah pembinaan atlet muda tarung derajat khususnya di Jember. Saat ini, masyarakat mulai banyak mempengaruhi tarung derajat sebagai salah satu cabor yang memiliki peluang besar untu meraih mendali."Sosialisasinya sudah mulai masuk ke sekolah-sekolah,"ujarnya.
Terlebih lagi, tarung derajat juga sudah menjadi cabang dalam PON Remaja. Tentunya dibutuhkan atlet-atlet muda agar tarung derajat tetap bisa berlaga dan melakukan pembinaan demi mencetak generasi berikutnya."Makanya kita mulai mengenalkan tarung derajat di sekolah-sekolah, karena Jawa Timur khususnya Jember butuh bibit atlet penerus,"lanjut Maki.
Meski tergolong olahraga keras, namun Maki berpendapat bahwa tarung derajat bukan olahraga kasar."Hal tersebut lebih diterapkan pada kedisiplinan dan latihan yang dijalani oleh para atlet."Cabang ini menjadi bela diri Indonesia yang membentuk karakter tidak menjerumuskan ke arah negatif,"paparnya.(cl/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember,20 Juli 2016
disalin kembali oleh:JSR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar