Sabtu, 25 Februari 2017

Pesawat Mainan asal Panti yang Mulai Dilirik Warga Venezueia

Dijual Murah karena Bahan Dibuat dari Daur Ulang

Pesawatnya hanya pesawat mainan.Bahannya juga terbuat dari barang sederhana dan pembuatnya warga Desa Suci,Kecamatan Panti.Meski hanya mainan,penggemarnya sampai ke Venezuela.

RULLY EFENDI,Jember


HANYA berdua.Terdapat seorang pria berkacamata yang ditemani rekan wanitanya.Mereka sibuk merancang pesawat mainan.Tempat kerja mereka di teras rumah yang ada di RT 1,RW 2,Dusun Glundengan,Desa Suci,Kecamatan Panti.Keduanya bernama Moch.Onie Suryanto dan Evi Sulistianingsih.
Onie,begitu sapaan pria berumur 44 tahun itu.Bapak empat orang anak itu sudah empat tahun menekuni kerajinan pesawat mainan bertenaga karet.Meski sederhana saat ditonton,namun membuatnya sangat sulit.Butuh kejelian dan ketelitian ekstra.Dia pun harus belajar membuat pesawat mainan itu dari orang Belanda.
Sang guru yang memberi ilmu tidak dia kenal.Sebab komunikasi yang mereka jalin hanya via online.Meski melalui media sosial facebook,Onie tak pernah merasa kesulitan menyerap ilmu dari sang guru."Sulitnya hanya pada komunikasi.Karena saya tidak bisa berbahasa inggris.


Omsetnya Capai Rp 15 Juta per Bulan


Beruntung dia mengajarkan saya dengan mengirim vidio cara pembuatannya.Sehingga saya mudah menerima ilmunya,"jelas pria berperawakkan kurus itu.Begitu seriusnya dia ingin mempelajari cara pembuatan pesawat mainan,hingga Onie pun memutuskan berhenti menjadi seorang guru disalah satu SMP swasta.Karena dia yakin,ilmu barunya itu bakal mengantarkan dia lebih dekat meraih cita-cita.Dia ingin mempekerjakan pengangguran di sekitar rumahnya.Keinginan memberdayakan tetangganya mulai terwujud.Apalagi usahanya sudah banyak dipesan pelanggannya hingga ke berbagai pelanggannya hingga ke berbagai kota di Indonesia.saat ini omsetnya sudah mencapai Rp 15 juta perbulan.Omset sejumlah itu bakal berkali lipat,sebab pelanggan barunya di Venezuela mulai siap memesan mainan karyanya.Ya.Pelanggan barunya itu juga dia kenal dari Facebook.Singkat cerita,Juan San.Teman di facebook nya diam-diam memantau postingan vidio tentang demo pesawat mainan yang diunggahnya.Setiap kali memposting vidio,Juan san selalu memberi like di dinding halaman facebooknya.Hingga kemudian,Juan san pun mengaku mainan ciptaan Onie dan kawan-kawan.Onie dan Juan San sempat mengalami kesulitan berkomunikasi.Maklum,mantan guru yang hanya lulusan SMA itu gagap berbahasa Inggris.Namun karena serius ingin mengejar calon pembeli asing,Onie pun rela meski harus membeli kamus bahasa inggris."Setiap percakapan Juan selalu saya artikan terlebih dahulu dengan kamus,"akunya dengan lugu.Hingga kemudian,mereka sepakat meski teknis kerjasamanya masih diformulasikan.Begitu memang cara Onie dan teman-temannya berburu pelanggan.Memilih media sosial,karena dinilai media pemasaran paling murah dan efektif.Seperti keberhasilannya menembus pasar nasional hingga ke berbagai daerah seperti Jakarta,Sumatera,Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.Sementara pasar di Jember,cara konvensional yang mereka mainkan.Barang dagangan Onie dinilai relatif murah.Satu unit pesawat mainan yang terbuat dari gabus bisa dibeli dengan harga Rp 15 ribu.Sementara untuk tipe mini stick dibanderol Rp 20 ribu.sedangkan khusus tipe skala yang biasa dimainkan para penghobi,dijual tak lebih dari harga Rp 100 ribu.
Pesawat mainannya memang dijual murah.Sebab bahan bakunya juga didapat dengan harga yang murah.Meski serba murah,namun bicara kualitas dijamin tidak murahan."Kami memberi garansi soal kualitas,"pungkasnya.Kerangka pesawat mainan bisa dibuat dari triplek bekas.Namun untuk menghasilkan mainan yang optimalkan,triplek bisa diganti dengan kayu biasa.Sebuah kayu olahan yang menyerupai triplek namun bebannya jauh lebih ringan.Sedangkan bahan lainnya cukup mencari kertas layangan,lem dan karet pentil yang bisa di gunakan untuk tutup angin ban sepeda.Setelah semua bahan tersedia,kayu balsa dipotong sesuai pola.Potongan kayu kemudian dirangkai dengan lem.Setelah membentuk rangka pesawat,kertas layangan pun ditempel.Baling-baling pun dipasang dengan sambungan karet pentil.Setelah bodi pesawat sudah dirasa memiliki keseimbangan,pesawat mainan pun siap di terbangkan ke udara.Memainkannya sangat mudah.Baling-baling pesawat diputar searah jarum jam.Setelah memiliki putaran yang cukup kuat,baru kemudian baling-baling dilepas dari pegangan.Tenaga baling-baling menghasilkan embusan udara membuat pesawat merayap terbang.Pesawat mainan hasil karya Onie bisa terbang di udara sampai 12 detik.Diklaimnya bakal mampu terbang 35 detik jika karet pentil diganti dengan karet asli buatan inggris.Namun tentu,selain harganya mahal mencarinya juga sulit."tapi suatu saat akan terus kami kejar supaya mampu menghasilkan yang sempurna,"tuturnya.Semua dia lakukan untuk membanggakan kampungnya.(rul/c1/hdi)

Sumber:Jawa Pos Radar Jember 15 Juli 2016

Ditulis Kembali:AF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar