Kamis, 23 Februari 2017

Melihat Perjuangan Operator ADB E-KTP On The Spot


Datang Paling Awal, Pulang Belakang

Operator Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jember punya tidak ringan dalam memberikan pelayanan On The Spot. Mereka selalu berangkat paling akhir ketika berkeliling di daerah pinggiran.

NARTO, Jember

PAGI itu, balai Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono tampak ramai. Ratusan warga berkerumun. Mereka membawa berkas administrasi kependudukan. Mereka memang sedang antre mengajukan permohonan dokumen kependudukan seperti E-KTP. Kartu Keluarga (KK) atau Akta Kelahiran.

Kebetulan, Pagi itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Jember terjun langsung memberikan pelayanan on the spot. Dispendukcapil Jember mnerjunkan sejumlah operator untuk melayani permohonan dokumen kependudukan di desa-desa setempat.

Pelayanan on the spot Dispendukcapil Jember ini salah satu terobosan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebab, masih ada sebagai warga yang belum memiliki E- KTP, KK atau Akta Kelahiran. Nah, keberhasilan pelayanan on the spot itu banyak di topang oleh para operator administrator data base (ADB).


Tidak Ada Meja, Listrik Juga Terbatas

Khususnya operator yang memasang jaringan untuk pelayanan dokume kepedudukan. setidaknya ada tiga operator yang selalu sibuk menyiapkan pelayanan on the spot. Ketiganya tampak menikmati karena itu memang tugas sehari-hari sebagai operator. Mereka adalah Sartini, Kasi Sistem dan Teknologi Informasi Dispendukcapil Jember, Arief Wicaksono dan Deni Dedi Permadi.

"Kami selalu datang lebih awal dari pada operator pelayanan yang dilaksanakan siang hari. Kami harus menyiapkan sarana dan prasarana lebih dulu," ungkap Sartini. Sebab, sebelum mulai pelayanan sarana-prasaranan sudah harus siap lebih dahulu. Mau tidak mau, operator ADB harus berangkat dulu.

Karena itu, operator ADB ini yang pertama kali sampai balai Desa yang akan menjadi tempat pelayanan on the spot Dispendukcapil Jember. "Di Balai Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe meeja saja tidak ada. Stok kontak listrik juga tidak ada terpaksa mengalirkan listrik dari rumah dinas kepala desa," ungkapnya.

Bahkan, sempat mencoba pakai genset karena listriknya tidak mampu. "Pas pakai genset, bensinny habis. Mati lagi listriknya, akhirnya kembali disalurkan lewat rumah dinas kepala desa," imbuhnya. Namun, untuk urusan makan dan camilan selalu ada dari kepala desa atau perangkatnya.

Dia menuturkan, pelayanan dokumen kependudukan yang dilakukan Dispendukcapil sifatnya masih of line. Belum bisa on line. Data direkam di server komputer di-input ke server online di kantor Dispendukcapil Jember di Jalan Jawa.

Dia menjelaskan, pelayanan dokumen kependudukan on the spot dilakukan pada hari kerja. Tetapi kadang dilaksanakan hari libur Sabtu atau Minggu. Di' Desa Sumber Kalong dilaksanakan Jumat dan Rabu, di Nogosari dilaksanakan Rabu dan Kamis, Sumberwringin Jumat dan Sabtu, Desa Garahan Jumat dan Sabtu," imbuh mantan pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Jember tersebut.

Dia menjelaskan, saat pelayanan di Desa Garahan, pihaknya sempat mencetak E-KTP langsung. "Saat itu, kami bawa mesin cetak, waktu cetak pertama gagal karena hasil cetaknnya tergulung. sampai akhirnya saya bertanya ke Doni ADB Malang yang lebih pengalaman," imbuhnya.

Setelah konsultasi hasil cetakannya bagus. Dan E-KTP yang sudah tercetak diserahkan oleh wakil Bupati KH Abdul Muqit Arief kepada warga yang mengajukan permohonan.

Dia menuturkan, salah satu kali layanan on the spot setidaknya harus ada minimal tiga perangkat komputer untuk melayani warga yang mengajukan dokumen kependudukan. "Kalau ada yang kurang kamipinajm di kantor kecamatan," terangnya.

Sartini sempat kagum dengan bantuan dari perangkat Desa Sanen Rejo, Kecamatan Tempurejo. Saat pelayanan di Desa Sanenrejo Kadenya disiplin. Perangkat desa sangat tanggap. Kalau masalah mereka langsung tanggap membantu," imbuhnya.

Pengalaman kurang mengenakan sempat dialami saat hendak ke balai Desa Curahnongko Kecamatan Tempurejo. "Kami bertiga, Pak Jaya Herjanti dan Ainun maunya lewat jalan pintas di tengah kebun. Eh ternyata malah kami terjebak lumpur. Mobil tidak bisa jalan pas berada di tengah-tengah kebun<' umbuhnya.Untung ada pekerja kebun tak jauh dari mobilnya. "Malamnya hujan turun, jalan tergenang air tidak terlihat, ternyata lumpurnya dalam. UNtung ada delapan pekerja yang membantu mendorong mobil, selorohnya.

Setelah itu, ketiganya tidak jadi lewat jalan pintas. Akhirnya memilih memutar lewat jalan aspal meskipun rusak. Dispendukcapil Jember memang rajin melayani dokumen kependudukan on the spot untuk memudahkan masyrakat," ungkap Deni Dedi Permadi. Meskipun sering pulang paling belakang, Deni mengaku menikmatinya. Sebab, itu memang sudah mejadi tugasnya sehari-hari.

Sementara Arief Wicaksono menambahkan, kegiatan pelayanan on the spot selama Ramadan dikurangi. Nanti setelah Hari Raya Idul Fitri Kemungkinan akan dilanjutkan lagi. "Ini agar masyarakat mau mengurus dokumen kependudukan bukan untuk negara tetapi juga untuk kepentingan mereka sendiri,"imbuhnya.

Sementara Habib salim, Kabid Informasi dan Perkembangan Penduduk Dispendukcapil Jember menjelaskan kegiatan on the spot akan terus dilakukan. "Saat ini pelayanan on the spot memang masih of line. (c1/hdi)



Sumber : Jawa Pos Radar jember 12 Juli 2016
Ditulis Kembali Oleh : (IS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar