Senin, 27 Februari 2017

Budaya Ngopi di Jember Semakin Berkembang

Muncul Warung Kopi dengan Beragam Kreasi

Ngopi bukan sekedar minum kopi untuk membunuh waktu kosong. Bukan pula menghindari kesepian. Tapi, nongkrong di warung kopi bisa menjadi wadah berbagai inspirasi, ide, dan gagasan di bernagai komunitas.

BAGUS SUPRIADI, Jember

SETIAP malam, sejumlah warung kopi yang ada di sekitar kampus Jember selalu ramai pengunjung. Seperti tak ada habisnya, satu pulang, satu lagi datang. Begitulah kondisi tempat nongkrong sekarang.
Bertumbuhnya warung kopi di Jember menawarkan berbagai macam kreativitas. Terutama dalam memberikan kenyamanan dan fasilitas pada pengunjung, serta kenikmatan kopi itu sendiri. Bahkan, macam-macam kopi di datang dari berbagai daerah di nusantara.
"Rumah kopi Bohemian tidak semata untuk mendapatkan materi," kata Rizwan, pemilik rumah kopi Bohemian di Jl Mastrip Jember. Namun, wadah bagi para pecinta kopi yang berjiwa bebas untuk bertukar pikiran. Seperti namanya, Bohemian memiliki arti orang yang berkehidupan bebas. Di warung itu siapa pun bisa berdiskusi atau berbincang bebas dengan teman dan sahabat. Di rum,ah kopi itu tersedia sejumlah buku.

Pengelola Juga Sediakan Berbagai Buku


Misalnya, buku berjudul Filosofi Kopi. Ketika pengunjung yang mayoritas mahasiswa datnag, mereka langsung melihat buku tersebut. Mereka disuguhkan dengan bacaan, lalu pesan secangkir kopi.\
Dalam buku karya Dee tersebut, tertulis sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetaplah kopi, yang memiliki sisi pahit yang tidak akan munkin bisa kamu sembunyikan. Kata-kata itu mampu menyihir pembaca untuk menikmati kopi. Di dindingnya, terpasang menu kopi dengan tulisan  Secangkir KOpi, Sejuta Inspirasi.
Satu per satu pengunjung datang, mereka berbagi cerita dan pengalaman. BAhakan, ketika ada keperluan organisasi, mereka tak segan berkumpul di sana untuk menyelesaikan tugas natau persoalan. Tentu, sambil meminum kopi agar pikiran semakin terbuka.
"Konsep yang ditawarkan rumah kopi Bohemian, pada pengunjung bisa menikmati kopi sambil istirahat. Tempat rapt ataupun diskusi, mereka yang memiliki jiwa bebas bisa menikmati waktunya disini," terangnya. Apalagi, lokasi rumah kopi itu berada dipinggir pepohonan. Sehingga terasa sejuk dan nyaman.
Pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memilih Jember sebagai tempat rumah kopi Bohemian karena melihat potensinya. Yakni pasar yang cukup banyak, budaya ngopi mulai berkembang serta kondisi yang cukup nyaman. "Ruamh kopi Bohemian baru berdiri Februari 2016 lalu," akunya.
Tak hanya itu, sejumlah warung kopi juaga terus tumbuh untuk mewadahi masyarakat meminum kopi. Misal Kontjo Lawas di Jl Sumatera, Jember. Tempat itu dihias berbgai kreasi yang membuat pengunjung nyaman. Seperti kursi yang terbuat dari bekas ban, pajangan sepeda antik dan lainnya.
Sperti tak pernah epi dari pengunjung setiap malam. Kontjo lawas seringkali dijadikan tempat ngopi yang asik buat perkumpulan anak muda. Seperti yang dilakukan Fauzan Alfarobi, pria asala Probolinggo datang ke Jmber untuk bertemu dengan teman-teman lamanya.
"Cari tempat yang enak buat nongkrong dan minum kopi, jadi kesini," akunya.
Selain itu, warung kopi cak Wang juga yang lebih dahulu berdiri sering dijadikan tempat nongkrong para kounitas. Cak Wang didirikan oleh segelintir mahasiswa dan sudah memiliki beberapa cabang.
"Mendirikan warung kopi bukan hanya materi, tapi soal passion," kata Rahmad, owner Cak Wang.
Selain itu, warung kopi yang sudah cukup dikenal di Jemebr dibangun atas idealisme pecinta kopi. Tak ayal, kualitas kiopi yang disajikan selalu menjadi perhatian utama. Sebab, mereka tak ingin rasa kopi berubah.
Tempat nongkrong yang tak kalh menarik dan selalu penuh dengan pengunjung adalh kafe kolong. Yakni tempat ngopi yang berad di bawah jembatan Jl Mastrip. tempat yang dibangun dengan kreativitas itu memberikan tempat yang nyaman untuk berkumpul krena terletak di lahan terbuka.
Selain beberapa tempat tersebut, masih banyak warung kopi yang muncul didirikan oleh para anak muda. Muncul pula barista muda yang bisa meracik kopi dengan cita rasa yang tinggi. Sehingga, kreativitas bisa dibangun melalui budaya minum kopi. (har)



Sumber : Jawa Pos - Radar Jember,18 Juli 2016
Ditulis kembali oleh : nbl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar