Ajak Masyarakat Punya Berpikir Maju dan Berkembang
Masyarakat yang berbeda di daerah terpencil seringkali terlipakan. Sedikit sekali yang peduli tentang pendidikan, kesehatang dan ekonomi mereka. Namun, komunitas ini mencoba mengumpulkan para pemuda untuk memberikan hal yang nyata.BAGUS SUPRIADI, Jember
BEBERAPA bulan yang lalu, para pemuda dari berbagai kalangan datang ke air terjun Punjak di Kecamatan Panti. Mereka merupakan para penyuka traveling. Ketika ada tempat wisata yang menarik, mereka datang. Namun dalam perjalan dari air terjun, mereka menemukan hal yang berbeda saat melewati Dusun Ketajek Desa Suci Kecamatan Panti. Kebiasaan hidup masyarakat yang masih memprihatinkan. Mulai dari pola hidup yang yang kurang sehat, pendidikan yang rendah serta ekonomi di bawah rata-rata."Kami melihat dusun itu masih seperti tahun 1990-an," kata Ali Naufa, anggota komunitas Dapur Sehat. Sebab, jalannya tidak beraspal, serta listrik yang belum masuk. Mereka menilai Dusun Ketajek masih jauh dari kemajuan dan terkesan tertinggal.
Melihal persoalan sosial masyarakat tersebut, hati mereka terenyuh dan ingin melakukan suatu perubahan.
Namun, komunitas tersebut tak ingin yang dilakukan hanyalah memberikan bantuan material. Karena itu bukan jalan untuk memajukan warga Dusun Ketajek.
"Kami ingin mengadakan kegiatan sosial di sana, mengedukasi warga, memberikan waawasan tentang kesehatan dan lainnya," terang pria yang akrab disapa Ali tersebut.
Bahkan, mereka menemukan salah seorang anak dengan kakinya hampir busuk karena terkena penyakit.
Tetapi, mereka harus kembali ke kota. Ketika sampai di rumah, Ali tak ingin kegiatannya berkunjung ke tempat wisata tidak memiliki makna yang positif. Akhirnya dia memilih untuk membentuk komunitasi yang peduli dengan masyarakat di daerah terpencil di sana. "Setelah pulang, kami selalu kepikiran tentang kondisi wilayah itu," akunya.
Sehingga, mereka langsung berdikusi untuk membentuk komunitas. Akhirnya sepakat membuat komunitas Dapur Sehat. Yakni komunitas yang ingin merubah pola hidup warga menjadi lebih baik, meskipun jauh dari daerah perkotaan. "Kami diskusinya di alun-alun Jember," ujarnya.
"Mereka boleh tinggal di desa, tetapi tetap tidak boleh tertinngal," tuturnya. Dapur Sehat dipilih sebagai nama komunitas karena melambangkan banyak hal. Suatu rumah akan sehat kalau dapur bisa menyajikan makanan yang sehat. Begitu juga dengan komunitas tersebut, ingin merubah mindset warga agar tidak tertinggal.
Tak butuh waktuy lama, para anggota komunitas yang terdiri dari berbagai latar belakang itu, seperti mahasiswa, guru, perawat, wiraswasta dan lainnya langsung bergerakan menuju Dusun Ketajek. Mereka memberikan edukasi pada anak-anak, seminar tentang kesehatan serta pemeriksaan.
Sampai disana, mereka disambut baik oleh masyarakat. Bahkan, warga sangat antusias mengikuti kegiatan itu. Karena mereka memang membutuhkan bimbingan dalam menjalani hidup yang lebih berkualitas. Selama ini, mereka terpisah oleh jarak yang cukup jauh dari kota.
Banyak diantara anak-anak Dusun Ketajek yang tidak melanjutkan pendidikan. Bahkan, Sekolah Dasar (SD) tempat mereka belajar, sudah ambruk tak berbentuk, listrik menggunakan mesindiesel. Sungguh memprihatinkan!
Para anggota komunitas itu mencoba memotivasi warga agar tidak putus sekolah.Kemudian mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan dengan pola hidup bersih.
"Kami ingin mendonasikan karya, bukan hanya materi," tegasnya.
Justru, lanjut dia, komunitas tersebut sedang mencanangkan warga Dusun Ketajek agar memiliki apotik hidup. Sebab, untuk berobat, mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.
"Disana hampir satu dusun terkena penyakit kulit," ungkapnya.
Untuk itulah, komunitas Dapur Sehat terus melakukan pendampingan pada warga Dusun Ketajek agar berubah menjadi lebih baik. Bersama 20 anggota, mereka ingin membuka wawasan masyarakat. Bahwa mereka bisa maju meskipun berbeda di daerah terpencil dengan sarana yang terbatas. (gus/c1/hdi)
Sumber : Jawa Pos Radar Jember, 10 Juli 2016
disalin oleh : (er)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar