Program Andalannya, Bisa Ngaji Sebelum Lebaran
Momen Ramadan tahun ini dimanfaatkan sejumlah orang untuk terus meningkatkan ibadah. Selain juga dapat mensyukuri kenikmatan yang Allah SWT berikan melalui indahnya Masjid Cheng Hoo sebagai bukti kebesaran-nya.(ABDUS SYUKUR, Jember)
MASJID Cheng Ho di Kaliwates merupakan salah satu masjid kebanggaan masyarakat Tionghoa yang beragama muslim di Jember. Utamanya, warga yang tergabung dalam persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jember.
Bagaimana tidak, tak hanya tempat ibadah, namun masjid tersebut sudah menjadi objek wisata religi di Jember, karena bangunannya yang unik dan menarik.
Masjid ini dibangun sebagai media akulturasi antara warga muslim keturunan Tionghoa dan budaya Jember. Masjid Cheng Ho diresmikan oleh Bupati M.Z.A. Jalal pada minggu 13 September 2015 silam. Masjid ini teletak di belakang kantor Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates atay dekat dengan tempat perbelanjaan Carrefour.
Masjid Cheng Ho memiliki keunikan tersendiri dan jauh berbeda dengan masjid-masjid lainnya.
Pengunjung Tak Hanya Warga Tionghoa Saja
Salah satu keunikan itu terletak pada arsitektur bangunannya yang berbentuk Kelenteng. Tapi semua itu sengaja digagas untuk menunjukan identitas muslim Tionghoa.Ukuran serta ruangannya untuk imam salat misalnya, merupakan arsitektur khas Tiongkok. Ukuran bangunan utama ini memiliki panjang 11 meter yang menandakan Kakbah pertama kali dibangun Nabi Ibrahim. Dan lebarnya 9 meter yang diambil dari keberadaan Wali songo dalam syiar Islam tanah Jawa.
Selama Ramadan, masjid megah tersebut juga full kegiatan. Nuansa itu tampak ketika di halaman masjid ini mendapat papan nama berukuran besar yang bertuliskan:"Program Bisa Pelajar, Mahasiswa dan Umum."
Kegiatan itu hanya dilakukan tujuh kali tatap muka dan menggunakan metode tajdid."Sejak masjid ini resmikan, kami pengurus takmir masjid gencar menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang Islami. Seperti kajian keislaman, program bisa ngaji sebelum Lebaran, berbuka puasa yang dilanjutkan tarawih dan masih banyak kegiatan ibadah lainnya,"kata HM Law
Tsong Chai, ketua Takmir Masjid Cheng Ho Jember.
Menurut dia, keberadaan masjid ini sangatlah bermanfaat bagi warga PITI Jember. Sebab hampir kegiatan mereka mulai dari salat dan mengaji Alquran, dilakukan bersama di dalam masjid tersebut.
Karena awalnya, kaum muslim Tionghoa itu hanya menjalankan ibadah sendiri-sendiri di rumahnya."Tapi Alhamdulillah, allah SWT menolong. Lalu kami bangkit dan rutin bisa
menjalankan kegiatan beribadah dengan kapasitas jamaah lebih besar,"imbuhnya.
Sekitar enam tahun lalu, PITI Jember mempunyai gagasan untuk menghimpun segenap warga muslim Tionghoa agar menjadi satu dan solid. Lantas tiga inisiator itu yakni HM LawTsong Chai, Ghozali dan Bambang Pramono sepakat mengimplementasikan gagasan itu untuk membangunnya sebuah masjid nuansa Tiongkok.
Sampai, gagasan mereka itu terdengar ke telinga Bupati M.Z.A. Djalal saat itu, yang kemudian ditindaklanjuti. Sehingga dihibahkanlah lahan milik negara yang terletak di belakang Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates untuk dijadikan masjid.
Inisiatif itu pun disambut baik oleh sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jember. Salah satunya KH Afton Ilman Huda yang langsung membentuk panitia pembangunan masjid bersama tokoh NU lainnya seperti KH Siddiq Talangsari. Mereka menjembatani semua gagasan-gagasan itu sehingga sukses menjadi nyata seperti yang dirasakan keberadaan Masjid Cheng Ho saat ini.
Khusus untuk bulan Ramadan ini, sesuai dengan tujuan awal didirakannya masjid, mereka lantas memberdayakan masjid dengan kegiatan ibadah selain juga sebagai wisata religi. Kegiatan di bulan puasa ini yang khas dari masjid tersebut diantaranya, program bisa ngaji sebelum Lebaran, bagi takjil dan kebutuhan berbuka puasa.
Tak kehilangan, tarawih berjamaah dan kegiatan lainnya seperti tadarus Alquran."Beberapa amalan ini bisa menjadi jalan utama kekhusyukan dalam menjalani kegiatan selama bulan Ramadan,"tutur Gus Afton.
Dia menambahkan, keberadaan Masjid Cheng Ho ini tidak hanya bagi mereka umat muslim yang keturunan Tionghoa, tetapi untuk semua umat muslim pada umumnya. Meskipun, kata dia, yang rutin mengikuti kegiatan rutin ibadah mayoritas orang Tionghoa.
Itu karena letak masjid ini tepat di dekat perumahan yang banyak dihuni orang Tionghoa."Semoga keberadaan Masjid Cheng Ho ini bisa mengispirasi banyak orang untuk meningkatkan ibadah, juga istiqamah memperbanyak amalan,"pungkasnya. (suk/cl/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember, 04 Juli 2016
disalin kembali oleh:(JSR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar